Pages

Minggu, 07 April 2013

once upon a time


| masih di pagi buta | kau berlandas di kotaku | kita mengisi amunisi | untuk kembali lepas landas ke kota lain, yang sudah kita rencanakan sejak lama | memang jalan-jalan namanya | karena kita mencoba banyak hal baru hari itu | teman perjalanan baru | rute baru | obrolan baru | tempat tujuan baru | mencoba makanan baru | shalat di masjid baru | tempat istirahat baru | dan pasti buku baru | 10 buku itu, buku kita | bahwa kita tak mau membeli buku yang sama | bukti bahwa kita sudah pasti mau berbagi | lalu kita pulang | diselingi doa pelindung dari hujan | tapi tetap saja, ada dingin yang menggigit, hingga malam | lalu kau pulang, karena esok akan panjang | dan benarlah, bahwa esok tidak kalah seru | kita pulang ke kota asal, dengan rekor perjalananku | kau antarkan aku sampai ke rumah | bertemu dengan papa | dan cerita ini kita cukupkan dulu | karena kita butuh istirahat | terima kasih untuk 17 jamnya | aku senang dengan teman perjalanan sepertimu | sampai bertemu lagi | 

red and blue.



aku adalah sekarang


wahai masa lalu,
yang telah berlalu dan selesai,
tenggelamlah seperti mataharimu.
aku tak akan pernah menangisi kepergianmu,
dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung
sedetikpun untuk mengingatmu.
kamu telah meninggalkan kami semua,
pergi dan tak pernah kembali.

wahai masa depan,
engkau masih dalam kegaiban.
maka aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan
dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan.
aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu nyata.
esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan
dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan.

karena aku hanya akan hidup hari ini..


yang lalu biar berlalu


Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "mengapa engkau tidak menarik gerobak?"
"aku benci khayalan," jawab keledai.


keagungan-Mu


betapapun kulukiskan kebaikan-Mu dengan deretan huruf,
Engkau tetaplah yang Maha Sempurna.
sedang semua makna,
akan lebur, mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabb-Ku.


mutiara


kutanamkan di dalamnya mutiara,
hingga tiba saatnya ia dapat menyinari tanpa mentari
dan berjalan di malam hari tanpa rembulan.
karena kedua matanya ibarat sihir,
dan keningnya laksana pedang buatan india.