Pages

Senin, 01 Oktober 2012

di balik rumpun hujan

Katakan al, apa yang kau ingat
Di balik rumpun hujan yang menyapa
Perpustakaan persembunyian kita?

Al, ketika mulai rindu padamu aku
Dengan tangan di bawah dagu mencuil waktu
Tidak untuk ke belakang, tak pula ke depan
Namun ke berantah yang ku cipta sendiri dan
Kita sebagai penghuninya
Nikmati panorama yang bisa
Ku ganti sesuka hati

Al, di sana akulah lelaku yang mengatur
Kalimat hingga segala gerakmu
Pada sebuah entah, dimana
Selama definisi cinta hanya satu

Kau dan
Aku

tempat sampah

Ku dengar,
Cintamu jatuh di Jalan.
Maaf tak ku acuhkan keluhmu
Dan tak ku pedulikan
Siapa nanti yang menemukan.

Yang jelas,
Jika aku yang menemukan
Ku pindahkan saja
Ke tempat sampah.

Toh, aku cinta kebersihan

merindukan hujan


Katak,
Samakah kita?
Mendongak menantang langit
Padahal kita sama-sama merindukan hujan?
Menebak kapan hujan itu datang?
Samakah kita?

antara kau: langit, dan aku: laut

"Tahukah kau an, mengapa Tuhan,
Menciptakan langit dan laut?
Semata agar kita tahu, dalam perbedaan,
Ada batas yang membuat mereka
Tampak lebih indah dipandang"

Aku melihat lagi langit di atas laut sore itu. Kenangan bersamamu menyerbu masuk ke ingatanku. Laut dan mimpi-mimpi kita. Apa kabar hidupmu?

Kita memang berbeda. Aku tahu. Sama tahunya seperti dirimu. Warna yang mengalir di nadimu tak sewarna dengan yang mengalir di nadiku. Namun, bukankah kita tak pernah bisa memilih dengan warna apa kita lahir? Kita lahir, lalu menemukan tawa bersama. Menyatukan cerita bersama. Memunguti pelangi bersama.

Mengapa kini kau lari menjauh?

Lalu apa kabarmu? Mengangakah masih lukamu yang dulu? Atau, kini sudah terpilihkan akhir yang bahagia? Maafkan aku. Maafkan karena tak bisa selalu menjadi laut yang tetap menerima rahasiamu.