Pages

Sabtu, 24 November 2012


"Kadang yang membuat terluka itu justru bukan kenangan buruk, an.
Tapi kenangan baik yang kau tahu bahwa itu tak akan terulang lagi."


pun menyerap dan mengendap di hati



tak perlu kau bersedih
ketika tubuhmu basah oleh hujan, al.
karena selalu ada cerita
di setiap tetesnya yang menyerap ke tanah
entah kau menyadarinya atau tidak.

-saat hujan di depan toko penjual jas hujan-




Kau benar,
Bahwa cinta tak mungkin berhenti
Secepat ketika kau jatuh hati.
Bahwa cinta tak mudah berganti
Tak mudah berganti jadi benci.


aku berhenti di sini



Balon udaramu terlalu kecil untuk menampung semua mimpiku, al.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Memperbesar balon udaramu? Tidak perlu kurasa.
Atau mengurangi mimpiku? Apalagi.

Cukup al, biar aku saja yang berhenti menumpang di balon udaramu.
Aku akan kembali ke perjalanan dengan balon udaraku sendiri.

berharap



Hai al, kau terlalu pengecut.
Bagaimana kau bisa berani bertindak
bila berharap saja kau sudah takut?
Tidak pernahkah kau membaca tentang seberapa kuat pengharapan itu?


tak bisa disamakan



Pada umumnya tidak ada anak yang tidak bisa belajar. Yang biasa ditemukan adalah kasus ketika anak tidak cocok dengan gaya mengajar pendidiknya.  Pada pendidikan tradisional hal ini biasanya dipaksakan. Dan jika ada murid yang tidak bisa mengikuti, akan dianggap bodoh. Tidak adil bukan?

Setiap anak menurut Howard Gardner, memiliki apa yang dinamakan gaya belajarnya tersendiri. Jangan pernah membanding-bandingkan anak dengan seorang temannya. Jika seseorang anak dibiarkan belajar dengan gaya belajarnya sendiri yang unik, kemajuan belajarnya akan pesat. Pada saat tingkat percaya diri dan rasa suka pada belajar cukup tinggi, akan mudah bagi mereka mengembangkan gaya belajar lainnya.


Ikan Salmon



Ada seorang psikolog yang mengadakan percobaan pada sejenis ikan salmon besar sepanjang lebih dari satu meter dengan berat 21 kg. Ikan salmon dimasukkan ke dalam sebuah akuarium besar. Juga diberi makanan kesukaannya yaitu ikan kecil dari sungai.

Suatu hari dibuatlah pembatas kaca antara ikan salmon dan makanannya, sehingga setiap ikan salmon mau makan, dia selalu membentur kaca. Lama-kelamaan ikan salmon mulai berhenti mencoba karena kesakitan. Setelah diperkirakan sangat kelaparan, dibukalah pembatas kaca tersebut. Namun, apa yang terjadi? Ikan salmon itu tidak lagi mencoba untuk memangsa makanannya. Rupanya dia telah belajar dari kegagalan masa lalunya. Akhirnya, ikan salmon itu mati di tengah makanan yang berlimpah di sekitarnya.


Apa yang kita dapatkan dari cerita di atas? Pembatas itu hanya ada dalam pikiran.
Karena kaca pembatas sebenarnya sudah tidak ada.
Pembatas apa yang menghalangi ikan salmon makan? Pembatas pikiran.

Pada kasus kumbang gajah, kata tidak mungkin terbang hanyalah pembatas pikiran di otak para ahli. Untung kumbang gajah tidak membaca laporan penelitian itu dan tidak melihat pembatas itu, sehingga dia tetap bisa terbang.

Memilih Nasib



Sikap adalah sebuah kebiasaan.
Kebiasaan berasal dari tindakan yang berulang-ulang.
Dan tindakan adalah pilihan sebelum menjadi kebiasaan.
Artinya apa? Sebenarnya kita bisa membangun kebiasaan yang kita inginkan.

Kita bisa memilih untuk memiliki sikap yang buruk atau baik.
Semua terserah kita, ada akibat dari setiap pilihan.

Jika gagal adalah akibat dari kebiasaan buruk,
Maka berhasil adalah akibat dari kebiasaan baik.
Kita adalah tuan dari nasib kita sendiri.
Mana yang kita pilih?
Gagal atau sukses, semua terserah kita.