Pages

Sabtu, 14 Januari 2017

buku dan kamu




susah bagiku untuk memilih antara kamu dan buku.
sebab, melihatmu; aku jatuh cinta.
melihat buku; aku pun jatuh dalam suasana yang sama.
buku-buku membuatku nyaman, seperti sikap-sikapmu itu.
adiktif.
kadang, aku tak lagi bisa membedakan antara dirimu dengan buku.
mengapa kalian begitu identik?
mampu membawaku ke dalam dunia yang serba baru dan unik.
kamu seperti lembaran-lembaran dalam buku; tiap halamannya banyak kata dan kalimat baru.
membuatku merindu.
sedangkan buku seperti kamu; yang mampu mengeja aksara kehidupan dengan hikmah dan kesabaran.


ah, kalian, mambuatku tak karuan.
:*



kalau kamu sakit



rasanya ternyata

lebih-lebih buruk dari

motor mogok di tengah jalan
kamera kesayanganku rusak
dimarahin papa


lebih-lebih sesak dari

tak diizinkan mama main ke rumah teman
tugas yang ketinggalan padahal lima menit lagi harus dikumpulin
di copet di perjalanan pulang


lebih-lebih sedih dari

baju baruku ketumpahan kuah opor
buku catatanku kehujanan
hasil kerja giatku dihina dina


aku sedih kalau kamu sakit
intinya begitu.








menjadi orang biasa




saya sering bertemu dengan banyak orang. orang-orang yang tidak saya kenal, juga tidak mengenal saya. di jalan, di pasar, di mall, di masjid, di tempat makan, di kereta, di mana-mana.


lalu ketika kembali ke lingkaran pertemanan saya. di tengah euforia orang-orang yang sedang membangun karir, sedang demam start-up, sedang sibuk membangun eksistensi. saya kemudian berpikir, apa salahnya menjadi orang biasa-biasa saja?


ketika suatu saat saya pergi ke desa, saya bertemu dengan masyarakatnya. orang-orang desa yang mungkin dunia yang dikunjunginya baru sejauh jogjakarta. itupun belum tentu setahun sekali, lebih banyak harinya habis di ladang dan sawah. mereka tidak mengenal istilah start-up, tidak mengerti apa itu eksistensi, tapi satu hal yang pasti, mereka berperan.


adalah orang-orang yang tidak dikenal inilah yang membuat meja makan orang-orang bisa tersaji nasi. juga beberapa macam sayuran. mereka menjalani perannya dengan ikhlas. tidak menuntut untuk menjadikan diri mereka dikenal banyak orang. sungguh, tidak ada yang keliru sama sekali dengan menjadi orang biasa. surga juga tidak diciptakan hanya untuk orang-orang eksis, yang terkenal, yang membangun ini dan itu. dan perubahan peradaban juga tidak muluk-muluk dimulai dengan membangun perusahaan, dan berbagai macam euforia yang menekan kaum muda saat ini.


yang paling utama adalah menjadilah seseorang yang berperan. kemudian menjalani peran tersebut dengan sebaik-baiknya. menjalaninya dengan penuh ketulusan dan niat yang lurus.


kita semakin jauh dari niat, semakin jauh dari kearif-arifan. kalau saya perhatikan, begitu banyak orang khawatir dirinya menjadi debu, menjadi bikan siapa-siapa dan  biasa saja. padahal menjadi debu pun sebenarnya sangat berarti dan bermakna ketika ia bisa menjadi berperan. untuk tayamum misalnya.


keluar rumahlah dan jalan kaki. berapa ribu orang yang bisa kita temui di jalan dan sama sekali tidak kita kenal. barangkali meraka adalah orang-orang yang amat dikenal penduduk langit, surga merindukan kematian mereka, malaikat sibuk mencatat kebaikan dari peran yang mereka jalani.


dunia ini benar-benar sementara, benar-benar senda gurau. tidak akan habis kita mengejarnya. setelah itu juga, tidak akan kita bawa mati.



20112016





semoga para ayah hari ini ingat bagaimana dulu ia memperjuangkan perempuan yang kini menjadi istrinya. semoga para ayah hari ini ingat bagaimana rasanya berdebar saat pertama kali berkunjung dan memperkenalkan diri ke orang tuanya. semoga para ayah hari ini ingat bahwa perempuan yang menjadi istrinya hari ini adalah perempuan yang paling diperjuangkannya. semoga dengan begitu, para ayah hari ini memahami bila ada anak laki-laki yang hendak meminta anak perempuannya. sebab peristiwa itu terulang, dan para ayah hari ini menyaksikan ada anak laki-laki yang dengan malu-takut-berusaha memberanikan diri mengetuk pintu dan berusaha mengucap nama anak perempuannya dengan benar. semoga Allah melembutkan hati para ayah di dunia ini. aamiin.





miskin




miskin itu adalah urusan jiwa, bukan harta. apalagi sebagai seorang yang berislam, Allah telah mencukupkan nikmatnya kepada kita. Memang yang saya maksud tidak berarti kaya raya bergelimang harta, tapi cukup. Allah mencukupkan segala sesuatunya.


kalau ada dari kita merasa dirinya miskin. maka itu adalah sebuah penghinaan atas diri sendiri. penghinaan kepada Yang Mencukupkan segala sesuatunya untuk kita.


sebab kita tahu bahwa setiap makhluk telah Allah cukupkan rezekinya, apalagi kita sebagai manusia yang diberikan akal. kalau kita masih merasa miskin, maka tengoklah jiwa itu.


apakah kita senantiasa bersyukur? apakah kita masih terus menerus merasa kurang? apakah ada percikan iri atas rezeki milik orang lain?


miskin itu urusan jiwa. miskin itu sangat dekat dengan kekafiran. maka hati-hatilah saat kita merasa miskin padahal kita memiliki begitu banyak hal. kita dicukupkan atas kebutuhan kita.


aku tak sedang bercanda




bunga tak sebenar kesetiaan dalam membahagiakan perempuan

begitupun asa tak sebenar temu dalam melepas rindu

dan barangkali, yang di luar sana tak sebenar-benar aku, mencintaimu.




kamu semangatku





mungkin hanya ada satu orang di dunia ini yang bisa membuat kita tidak hanya merasa mampu memberi, tetapi juga mampu menjadi. menjadi semangat, misalnya.


mungkin hanya ada satu orang pula yang bisa tidak hanya memberi sesuatu itu untuk kita, tetapi juga menjadi sesuatu itu bagi kita. sesuatu bernama semangat, misalnya.


mungkin bagi kebanyakan orang, kedua orang itu adalah orang yang sama. bagi orang sepertiku, misalnya.


dia selalu ada jauh di sana, dekat di sana. dia tak ada gantinya.



cinta yang panjang




ada bermacam-macam bentuk cinta yang panjang.
ada yang selalu mengingat dalam sujud dan doa.
ada yang selalu meneruskan kebiasaan baik yang dicintai.
ada yang selalu berupaya menghidupkan cita-cita mulianya.
ada yang tidak pernah musnah meskipun sebentuk perasaan telah punah.
mereka bilang namanya kenangan.

namun, ada yang lebih luhur daripada kenangan yang tersimpan, yaitu cinta yang panjang.
yang bertahan pada hakikat, meskipun tak nampak jika dilihat.


karena aku sangat mudah untukmu





karena aku sangat mudah untukmu,


kamu tidak perlu lelah-lelah berjuang, sebab aku tidak mungkin sampai hati membiarkan orang yang ingin memperjuangkanku berjuang sendirian.


kamu tidak perlu repot-repot membuat dirimu diterima, sebab aku selalu bersedia mengambil tanggung-jawab untuk lebih dari menerima, yaitu memaafkan.


kamu tidak perlu pusing-pusing memikirkanku, sebab aku sungguh selesai dengan diriku sendiri. sebab masa depanku adalah rangkaian rencana yang bisa diganti. sebab ambisiku selalu (hanya) sekeras tangan yang menggenggam pasir, secukupnya mencukupkanku.


kamu tidak perlu khawatir tentang apapun, sebab aku mengikutimu ke mana pun. aku bisa diajak berjalan, berlari, merangkak. aku bisa bertahan pada segala musim dan cuaca, bisa berteman dengan segala rasa dan nuansa.


karena aku sangat mudah untukmu,
semoga kamu bisa merasakannya: bahwa yang mudah didapatkan, belum tentu tak berharga.


semoga aku sangat berarti untukmu.



untuk kamu, yang tersayang





terima kasih sudah percaya sama mimpi-mimpi saya.
terima kasih sudah percaya sama mimpi-mimpi kamu.
terima kasih sudah percaya sama saya ketika tidak ada yang percaya, bahkan ketika diri saya sendiri tidak.
terima kasih sudah percaya bahwa saya berharga dan saya bisa.


terima kasih selalu menjadi semangat saya.
terima kasih sudah selalu muncul di saat saya membutuhkan makna.
terima kasih sudah selalu hadir di setiap musim.


terima kasih sudah menyayangi saya.
terima kasih sudah menyayangi saya dengan cara yang kamu pilih.
terima kasih sudah selalu mengawasi saya, membersamai saya saat dekat maupun saat berjarak.


akhirnya
terima kasih sudah memaafkan dan menerima.


aku menulis di sini





tulisan adalah jejak, sesekali berupa luapan kontemplasi, bukan semata untuk mereka pahami. aku menulis untuk menyimpan kenangan, untuk melukiskan perasaan.
aku pelupa, aku menua. sembilan tahun dan dua ribu empat ratus tulisan, bersyukur kanvas hitam ini masih tetap bertahan.




tentang ibu






jika kita berbakti, maka beliau mendoakan kebaikan bagi kita.
jika kita durhaka, beliau pun tetap mendoakan agar kita menjadi baik.
sedikit sekali kita memahaminya, kan?
bahkan aku pun juga tak sepenuhnya memahami
cinta seorang ibu kepada anaknya..