Pages

Rabu, 02 Oktober 2013

tempat pelarian





jaraknya mungkin 30 menit dari kos.
setelah sampai di sana,
biasanya langsung jalan kaki ke arah utara.
melewati dermaga usang yang tinggal rangka saja,
menuju bambu-bambu yang dirakit dari tepi ke tengah.
jalan setapak yang terapung dari bambu,
yang sebagian sedikit tergenang,
dan sebagian yang lain tak tersentuh permukaan.
kalau duduk, tentu saja kedua kaki bertumpu di bambu yang tergenang.
memanggil udang-udang menggelitik telapak kaki.
dan setelah itu, tinggal menikmatinya saja.
menghadap ke permukaan waduk yang tenang,
di atas ufuknya ada gunung merapi dan gunung merbabu,
di belakangnya terik matahari pagi dari balik gunung lawu.
anginnya cukup kencang, menghembuskan udara pagi yang dingin.
dan itu rasanya benar-benar menyenangkan.







kata papa,
jauhilah prinsip 'menerima apa adanya'.
karena itu akan membuat pasangan, baik istri maupun suami,
berhenti untuk memperbaiki diri.
tanamkanlah sikap yang sebaliknya.
yakni terus menerus menumbuhkan jiwa pembelajar.
jiwa yang tidak pernah puas terhadap kapasitas diri.
jiwa yang selalu ingin memperbaiki diri, dari hari ke hari.








konon, kata mama,
jangan suka berprasangka.
karena ketidaktahuan tidak akan membuat kita bahagia.
bertanyalah, luruskan semua duduk perkaranya.





belajar dari pasien



dari sini aku paham,
bahwa komunikasi yang sebenarnya adalah apa yang diterima.
bukan apa yang disampaikan.