Pages

Jumat, 24 Februari 2012

aku suka liriknya

"I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more

And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more"

-A Thousand Years; Christina Perri-

i'm so sorry

pulang dari Jogja,
ada yang berbeda dari cara jalan Papa.
sesuatu tidak beres di kaki kiri jagoanku yang satu ini.
seperti menahan sakit.
tapi saat ku tanya, dijawabnya tak ada apa-apa.
ah, memang seperti itu Papa.
selalu sok kuat di depan anak putrinya.

lalu aku harus bagaimana.
justru sekarang akulah yg membuat dirinya khawatir.

semester 6

PEDIATRI.
GERIATRI.
TRAUMATOLOGI.
EMERGENCY.

4 blok yang harus ku tempuh selama satu semester ke depan.
semoga dimudahkan.
semoga berkah.

terimakasih Pa, karena kau selalu percaya padaku.
dan terima kasih Ma, sikapmu yg seperti itu selalu membuatku terpacu.

doakan aku.
Bismillah.

osh osh!

Ini hari terakhirku.
Besok dan esoknya lagi tak akan sama seperti hari ini.

Tak ada lagi alarm pengingat aku harus menjemput Salsa,
Tak ada lagi mengerjakan PR berdua, dengan segala permainan anak-anaknya.

Tak ada lagi perjalanan antar jemput Mama.
Tak ada lagi nasehat yang ku dengar tiap hari, yang tersisa hanya suaranya yang terdengar dari telepon yang mungkin tidak selalu setiap hari.

Tak ada lagi berebutan paha ayam goreng dengan Dimas, atau berebutan mouse komputer. Haha, itu konyol.

Tak ada lagi diskusi dan nonton film jepang dengan mbak Nadia, atau pergi ke perpustakaan kota, ataupun ke johar juga tak ada lagi.

Tak ada bergadang lagi bareng Papa dengan obrolan tentang pekerjaannya, tentang sekolahku, dan obrolan sok dewasa lainnya.

Tak ada lagi sosok Ayah, obrolan tengah malam, permainan rumah-rumahan, dan semua tentangnya.

Tak ada lagi Satoe atap, jadwal rutin Selasa dan Rabu soreku.

Tak ada lagi duduk di atap melihat bintang-bintang, dengan segala catatan dinding rahasiaku.

Tak ada lagi perjalanan nostalgiaku, ataupun perjalanan duduk manis di toko buku.

Dan ya! semuanya tak ada lagi.

....

Semuanya akan digantikan dengan kuliah-kuliah formal, skill lab, field lab, praktikum, job-job asisten, rapat organisasi, seroja, jadwal klinik dan tenda sehat, serta proposal skripsi yang masih menggalau.

....

hah, perjalanku masih saaangat panjang.
Saatnya white board di kamarku kembali penuh.
Berteman lagi dengan buku-buku tebal itu.
dan perbarui semangatku,
Karena jalan di depan tidak akan senyaman perjalanan-perjalanan liburanku.
semangat!
baik-baiklah di Solo, Asti :)

ge er

terkadang dia tampak lebih tinggi
ah tapi tidak juga

terkadang dia tampak begitu tampan
ah tapi tidak, biasa saja

terkadang dia bisa sangat baik
ah tapi usil juga

dan terkadang dia membuatku tergila-gila
ah masa iya

hahaha :)

pola pertanyaanku

Dulu, ada salah satu sahabatku bercerita bahwa kakaknya yg menuntut ilmu di negeri orang sedang pulang ke Indonesia. Sebut saja negara x.
Lalu, entahlah. Pertanyaan pertama yg keluar dari mulutku malah menanyakan "kapan dia balik ke negara x?".
Dan ternyata, pertanyaan itu langsung menghancurkan semua suasana kawan, haha. aku menyinggung perasaannya.
Dengan raut wajah yg berubah, dia bilang "baru aja dia pulang, udah ditanyain kapan balik ke negara x."
Dan ku pikir "aah, aku salah bicara. berarti aku dan dia di didik dengan kebiasaan yg berbeda."
Karena, dari awal aku sudah akrab dengan pola pertanyaan seperti itu.
setiap pulang ke Semarang, pertanyaan pertama papa adalah: di Semarang ampe kapan, atau kapan balik ke Solonya.
dan mungkin karena sudah terbiasa, aku tak merasa tersinggung sama sekali.

emm, saranku teman, karena kita tak tahu bagaimana kebiasaan orang lain yg kita ajak bicara, maka jangan menggunakan pertanyaan itu lagi di awal pembicaraan. Gunakan pertanyaan lain seperti menanyakan kabarnya, apa dia sehat, atau basa basi mana oleh-olehnya juga boleh, haha. Itulah yg ku dapat dari pengalamanku beberapa tahun lalu.

semoga bermanfaat.

tak pernah seenggan ini

sadarkan aku
keraskan aku
agar aku terbangun dari tidur lelap ini
bisa terlepas dari mimpi indah yang ditawarkan

sadarkan aku
tolong aku
karena ku belum siap untuk kembali hidup
kenyamanan ini menyeret keinginanku untuk kembali

janji dan perjalanan
penantian dan pengorbanan
serta kisah-kisah di baliknya
yang ku bagikan padamu
yang kau bagikan padaku
benar-benar aku rindu

maka sadarkan aku
bahwa waktuku nyaris habis
paksa aku tuk ikhlas pergi meninggalkanmu.

lelah dengan sikapmu sahabatku

bisakah kau sedikit lebih tenang?
come on, kau harus berusaha tampak keren di depan yang lain.
jangan terus panik seperti itu.
semua terkendali kawan.
dan jika kau terus seperti itu,
jangan salahkan aku jika ku mulai pergi.

this time will be over

biarkan semua inginku terpendam.
semua hal yang tak sempat kuucapkan padamu
semua hal yang belum bisa kulakukan bersamamu.
rapi
cukup di dalam hati

sadarkah
aku mencintaimu
dan selamanya ingin seperti itu.

biarkan semua impian itu tersimpan.
semua hal yang telah dibicarakan bersama
semua hal yang kita rencanakan berdua.
mimpiku
mimpimu

sadarkah
aku menunggumu
dan selamanya ingin seperti itu.