Pages

Sabtu, 25 Agustus 2012

di peron stasiun

perempuan di peron stasiun
duduk termenung-menung
tak hendak menunggu
tak hendak menuju
ia hanya ingin pergi
menempuh perjalanan sunyi
lalu kembali di telan sepi

ia duduk lagi di peron stasiun
di kursi yang sama pada senja yang sama
di antara toko-toko, bau keringat dan suara adzan
suara-suara kedatangan
suara-suara keberangkatan
rasanya semua sama saja; jeritan-jeritan
"hari ini seperti kemarin, esok mungkin hari ini"

rupanya sepi itu di dalam hati
tak berubah setiap kali
di hadapan hidup yang berubah berkali-kali

lambat-lambat senja menjadi tua
tembok dan dinding stasiun berganti hujatan
omong kosong dalam ruangan
gadis kecil pemilik rembulan, makin tak peduli
gadis kecil tetap bernyanyi, tentang mimpi dan korupsi

perempuan di peron stasiun tengah bermimpi
inilah puisinya yang dituliskan pada dinding besi

0 thoughts: