Pages

Selasa, 11 Desember 2012

write down your mind



Menulis adalah mengikat jejak pemahaman. Akal kita sebagai karuniaNya, begitu agung dayanya menampung sedemikian banyak data-data.

Tapi kita kadang kesulitan memanggil apa yang telah tersimpan lama; ilmu dahulu itu berkeliaran dan bersembunyi di jalur rumit otak.

Maka menulis adalah menyusun kata kunci tuk buka khazanah akal; sekata tuk sealinea, sekalimat tuk se-bab, separagraf tuk sekitab.

Demikianlah kita pahami kalimat indah Asy-Syafi’i : ilmu adalah binatang buruan, dan pena yang menuliskan adalah tali pengikatnya.

Menulis juga jalan merekam jejak pemahaman; kita lalui usia dengan memohon ditambah ilmu dan karunia pengertian; adakah kemajuan?

Itu bisa kita tahu jika kita rekam sang ilmu dalam lembaran; kita bisa melihat perkembangannya hari demi hari, bulan demi bulan.

Jika tulisan kita 1 tahun lalu telah bisa kita tertawai, maka terbaca adanya kemajuan. Jika masih terkagum juga, itu menyedihkan.

Lebih lanjut, menulis adalah mengujikan pemahaman kepada khalayak; yang dari berbagai sisi bisa memberi penyeksamaan dan penilaian.

Kita memang membaca buku, menyimak kajian, hadir dalam seminar; tapi kebenaran pemahaman kita belum tentu terjaminkan.

Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang meluruskan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan.

Penulis hakikatnya menyapa dengan ilmu; maka ia berbalas tambahan pengertian.

Agungnya lagi, sang penulis merentangkan ilmunya melampaui batas-batas waktu dan ruang. Ia tak dipupus usia, tak terhalang jarak.

Adagium latin itu tak terlalu salah; Verba Volant, Scripta Manent. Yang terucap kan lenyap tak berjejak, yang tertulis mengabadi.

0 thoughts: