Pages

Sabtu, 29 September 2012

tinggal di Jakarta? tidak, terima kasih


Jakarta memang kota kelahiranku. Tapi itu tidak bisa memaksaku untuk menyukai kota yang sekeras Jakarta. Aku telah menjadi Jawa sepenuhnya dan Solo memang lebih nyaman untukku.

Aku tidak bisa hidup di kota  yang mengharuskanku waspada pada orang asing yang duduk di sebelahku.

Aku tidak bisa menyembunyikan uangku dan semua mua nya sedalam mungkin karena takut di copet.

Aku tidak tega ada pemulung yang menungguku selesai minum dari botol untuk minta botol bekasnya.

Aku tidak mampu melihat orang yang tidur di pinggir rel kereta di stasiun.

Aku tidak bisa menjadi lebih susah lagi ketika meminta bantuan dan diminta membayar lebih banyak.

Aku tidak sanggup dimanfaatkan orang lain ketika aku tidak tahu apa-apa.

Aku tidak sanggup melihat orang di jalanan yang mudah baginya untuk memaki  dan memukul mobil orang lain.

Aku tidak sanggup memikirkan kenapa orang-orang Jakarta hanya memikirkan dirinya sendiri. Aku tidak habis pikir, terbuat dari apakah hati mereka.

Jakarta memang kota kelahiranku. Tapi aku tidak bisa memaksakan diri untuk mencintai kota itu. Aku lebih suka Solo. Keculai untuk nenek dan saudara-saudaraku di Jakarta.

Seorang temanku pernah berkata, “jika kau ingin menaklukan dunia, maka kau harus menaklukan jakarta terlebih dahulu.”

Tidak, terima kasih. Aku tidak terobsesi menaklukan dunia. Aku hanya ingin dunia lebih nyaman dan lebih ramah pada kemanusiaan. Bukan dengan cara menaklukan yang lain dan mengeraskan hati dari kepekaan.

0 thoughts: