Pages

Kamis, 18 April 2013

nyanyian duka



menjulang dalam hidup dan saat meninggal,
kau benar-benar menjadi satu mukjizat.
seakan orang-orang mengerumunimu,
ketika para utusan itu berdiri memanggilmu pada hari pertemuan.
kau laksana sedang berkhutbah di tengah mereka,
dan mereka sedang berdiri untuk menunaikan shalat.
kau rentangkan tangan menyambut mereka,
seperti merentangkan untuk memberi.
kala perut bumi menyempit, mereka akan menguburkan kemuliaan itu.
mereka condongkan cuaca sebagai kuburmu,
dan kini yang ada adalah suara-suara tangisan.
ada tanah gundukan untukmu namun tak kukatakan,
sebab kau adalah hujan lebat yang turun terus-menerus.
untukmu gelombang ucapan selamat dari Sang Maha Rahman,
dengan pemberkatan hati-hati yang wangi.
karena kebesaran jiwamu kau pasti akan selalu mendapat penjagaan
dari para penjaga yang terpercaya.
sampai berjumpa lagi.

0 thoughts: