Pages

Senin, 01 Juli 2013

kami bicara tentang uang


di hidup ini, kita telah mengalami semacam proses cuci otak, asti.
tahukah kau bagaimana cara orang menjalani cuci otak? mereka dipaksa mendengar sesuatu yang sama berulang-ulang. dan itulah yang tengah terjadi di budaya kita. memiliki hata itu baik. memiliki uang banyak itu baik. memiliki tanah banyak itu baik. komersialisasi itu baik. lebh banyak itu baik. lebih banyak itu baik. kita mengulangnya, dan terus mengulangnya, dari waktu ke waktu sampai tidak seorang pun berani berpikir berbeda. kebanyakan orang begitu terbius dengan semua ini, sampai tidak memiliki perspektif tentang apa yang sesungguhnya paling penting.

harta tidak pernah dapat menggantikan kasih sayang, asti. begitu pula kekuasaan.

ada kebingungan besar yang terjadi di negeri ini tentang apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan. kita membutuhkan makanan, sementara itu kita menginginkan es krim coklat. kita harus jujur kepada diri sendiri. kita tidak membutuhkan mobil sport model mutakhir, kita tidak membutuhkan rumah paling besar. kan?

yang benar adalah, kita tidak memperoleh kepuasan sejati dari semua itu. tahukah kau apa yang sesungguhnya membuat kita merasa puas?

apa?

menawarkan sesuatu yang sudah semestinya kita berikan.
maksudku bukan uang, asti. yang kumaksudkan adalah waktu. kepedulian. kesediaan bercerita. kesediaan kita mengajarkan. semuanya tidak terlalu sulit. beginilah cara kita untuk mulai medapatkan rasa hormat dari orang lain. yakni dengan menawarkan sesuatu yang kita miliki.

ada banyak tempat untuk berbuat seperti ini. kita tidak harus memiliki bakat yang besar. banyak orang kesepian di rumah sakit dan di tempat-tempat penampungan yang hanya menginginkan sedikit persahabatan. kita dapat bermain kartu dengan seorang kakek atau nenek yang kesepian dan kita akan lebih menghormati diri sendiri, karena ada orang lain yang membutuhkan kita.

ingat yang pernah ku katakan tentang mencari makna hidup? abdikan dirimu untuk mencintai sesama, abdikan dirimu kepada masyarakat sekitar, dan abdikan dirimu untuk menciptakan sesuatu yang mempunyai tujuan dan makna bagimu. kau lihat, tidak ada kata gaji atau upah di situ.

asti, kalau kau berusaha memamerkan prestasimu kepada kalangan atas agar kau diterima oleh mereka, upayamu akan gagal. meskipun sesekali mereka akan menengokmu ke bawah. dan jika kau berusaha memamerkan keberhasilanmu kepada mereka yang kurang beruntung agar kau diakui oleh mereka, kau juga akan gagal. mereka hanya akan iri padamu. di atas tidak diterima, di bawah pun kau tidak diakui. hanya dengan hati terbuka kau akan diterima dan diakui oleh semua orang.

menurutmu, apa pentingnya bagiku mendengarkan masalah-masalah orang lain? belum cukupkah beban hidupku sendiri?

betul sekali. tapi perbuatan memberilah yang membuatku merasa hidup, asti. bukan mobil atau rumahku. bukan pula semua yang kulihat melalui cermin. ketika aku memberikan waktuku, ketika aku dapat membuat seseorang tersenyum setelah sebelumnya merasa sedih, aku merasa menjadi orang yang paling bahagia.

berbuatlah apa pun yang sesuai dengan kata hati. apabila kita berbuat demikian, kita tidak akan merasa kecewa, kita tidak akan merasa iri, kita tidak akan mendambakan milik orang lain. sebaliknya, kita akan kewalahan dengan ganjaran yang akan kita terima.


0 thoughts: