Pages

Senin, 01 Juli 2013

kami bicara tentang kematian


asti, beberapa hari yang lalu aku membaca sebuah buku. kata buku itu, segera setelah seseorang menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit, perawat akan menutupi tubuh tanpa nyawa itu dengan kain putih sampai ke kepalanya, kemudian mereka memindahkannya ke atas kereta dorong dan membawanya ke kamar mayat. mereka tidak sabar untuk segera mengenyahkannya dari pandangan. mereka berbuat seolah-olah kematian adalah sesuatu yang sangat menular.

kematian bukan sesuatu yang menular, bukan? kematian sama alaminya dengan hidup itu sendiri. bagian dari proses yang kita jalani.

mati adalah sesuatu yang alami. kenyataan bahwa kita terlalu membesar-besarkannya adalah karena kita tidak memandang diri sendiri sebagai bagian dari alam. kita mengira bahwa karena kita manusia berarti kita mempunyai derajat lebih tinggi daripada alam.

kita tidak seperti itu, asti. apapun yang dilahirkan, pada akhirnya akan mati.

baiklah, sekarang inilah imbalannya. dalam hal inilah kita berbeda dari tanaman dan dari hewan. selama kita dapat saling mencintai, dan mengingat rasa cinta yang kita miliki, kematian tidak dapat membuat kita harus berpisah. semua kasih sayang yang kita berikan akan tetap ada. semua kenangan tentang itu masih ada. kita akan hidup terus, dalam hati siapapun yang pernah kita sentuh dengan kasih sayang.

kematian mengakhiri hidup, tetapi tidak pernah mampu untuk mengakhiri suatu hubungan, asti. ingat itu.




0 thoughts: